Archive | Februari 2012

Angklung: Alat Musik Nusantara, Warisan Dunia

angklung1

Pada hari Sabtu, 9 Juli 2011, sekitar 5000 orang berkumpul di taman National Mall-Washington Monument, Amerika Serikat. Orang-orang yang sebagian besar terdiri dari warga asing ini beramai-ramai memainkan alat musik angklung dari Indonesia. Acara ini tercatat di dalam rekor dunia sebagai pagelaran angklung dengan pemain terbanyak. Angklung pun semakin populer di mata dunia.

Angklung adalah alat musik tradisional nusantara yang berasal dari daerah Jawa Barat. Alat musik ini terbuat dari dua atau lebih tabung bambu yang disusun sedemikian rupa, sehingga akan menghasilkan suara getaran yang khas ketika digoyangkan oleh kedua tangan kita.

Pada mulanya angklung diciptakan oleh masyarakat Sunda untuk kepentingan ritual di dalam kegiatan pertanian. Dahulu, suara angklung dipercaya dapat mengundang perhatian Dewi Padi (Nyai Pohaci Sanghyang Asri) untuk menyuburkan tanah dan membawa kemakmuran.

Kemudian, angklung berkembang dan menyebar di seputar pulau Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera.Di Jawa Barat sendiri, angklung dimainkan di dalam sebuah pagelaran seni yang berkembang secara beragam pada setiap wilayah. Seperti kesenian Dogdog Lojor di daerah Banten Kidul, kesenian Badeng di daerah Malangbong Garut, kesenian Buncis di daerah Arjasari Bandung, dan banyak lagi.

angklung2

(Kesenian Dogdog Lojor di daerah Banten)

Pada pertengan abad ke-20, Daeng Sutigna menciptakan angklung dengan tangga nada diatonis (do-re-mi-fa-sol-la-si-do), semenjak itu angklung mulai dikenal secara Internasional. Bahkan, sejak tahun 1966, Udjo Ngalagena mendirikan Saung Angklung Ujo di daerah Bandung dan mulai mempromosikan serta mengajarkan cara bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas nasional dan dunia.

Saat ini, alat musik angklung tidak selalu berkaitan dengan ritual penanaman padi. Di Jawa Barat, angklung dimainkan di berbagai acara hiburan rakyat seperti pentas seni dan pertunjukkan khitanan atau pernikahan. Selain itu, angklung juga sudah mulai diajarkan di dalam lingkungan persekolahan.

angklung3

Angklung dilihat bukan semata sebagai benda, tetapi sebagai seperangkat tradisi kesenian yang penting untuk terus dijaga. Oleh karena itu pada November 2010, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UNESCO (Organisasi PBB untuk bagian Pendidikan, Ilmu, dan Budaya) mengakui keberadaan angklung dan menetapkan tradisi keseniannya sebagai warisan budaya dunia.

Angklung adalah alat musik nusantara yang menjadi warisan dunia, maka kitalah yang harus menjaganya agar tetap lestari.

angklung4

—————–

 

Sumber Gambar:

http://m.riaupos.co/?act=full&id=164&kat=12

http://indonesiaindonesia.com/f/90506-alat-musik-tradisional-angklung/

http://myindismart.blogspot.com/2010/12/angklung-disahkan-unesco-sebagai.html

http://www.beritabogor.com/2011/12/dukung-sepuluh-ribu-angklung-untuk.html