Seri Pembahasan Manajemen Kelas | Unsur 1: Mengatur Lingkungan Fisik

Sebagai murid di sekolah umum, saya pernah mengalami bagaimana setiap kelas selalu memiliki pakem penataan yang sama: Bangku murid berjajar rapi dari depan ke belakang, meja guru di depan, lemari kayu di sudut kelas, dan poster piket di dinding kelas. Entah bagaimana awalnya, namun pengaturan tata letak seperti ini menjadi standar yang sepertinya tidak bisa lagi diganggu-gugat. Padahal, pemahaman tersebut tidaklah selamanya benar. Kelas yang baik semestinya memiliki penataan yang tidak monoton dan penggunaan satu model yang sama untuk berbagai aktifitas di sepanjang tahun bukanlah hal yang bijak. Ya, pengaturan lingkungan fisik tata ruang kelas biasanya menjadi hal kecil yang tidak banyak guru perhatikan. Oleh karenanya, mulai saat ini mari kita jadikan ini menjadi sesuatu hal yang penting, dimulai dari penataan meja guru hingga penataan barang yang tidak terpakai di dalam kelas.

  • Meja Guru
IMG_0764

Ini adalah sudut pandang dari meja saya (sebagai guru) ketika anak-anak sedang berdiskusi memecahkan persoalan yang berangkat dari materi pelajaran yang sedang dipelajari.

Pernahkah mencoba mengatur meja guru agar posisinya berada di belakang kelas? Dari yang pernah saya coba, duduk di belakang kelas memberikan banyak dampak positif, di antaranya: Memberi kesan jika guru ada di kelas untuk mendorong murid-murid belajar secara mandiri, meniadakan kesempatan murid tertentu yang ingin duduk di belakang kelas karena tidak mau belajar, guru dapat mengawasi kelas tanpa murid merasa selalu diawasi.

  • Bangku Murid
46d3fde1ca12165eeaf8e9abc9f07823--classroom-layout-classroom-design

Sumber: Pinterest

Ada banyak formasi meja-kursi yang bisa digunakan sesuai dengan tujuannya.

Formasi yang pertama dan ketiga (kiri atas dan kiri tengah) ditujukan untuk kegiatan diskusi kelompok, formasi kedua (kanan atas) ditujukan untuk diskusi kelompok yang membutuhkan instruksi berkala dari guru, formasi keempat dan kelima (kanan tengah dan kiri bawah) untuk model ceramah atau kegiatan tes/ujian, dan model keenam (kanan bawah) untuk ceramah, tanya jawab, dan diskusi kelas. Khusus formasi yang terakhir ini, yang biasa disebut formasi “U” atau “Tapal Kuda” adalah formasi favorit yang menjadi model standar setiap hari di kelas saya.:)

Sebagai contoh praktik, silakan simak video berikut:

Video tersebut menceritakan tentang seorang guru yang memiliki persoalan dengan ruangan kelas yang terbatas dengan murid yang cukup banyak. Harapannya ia bisa mengatur tempat duduk agar setiap anak dapat memperhatikan pemaparan guru dengan baik dan, dengan sedikit modifikasi, dapat dengan cepat merubah setingan kelas menjadi kondusif untuk berdikusi kelompok. Atas inisiatif itu, akhirnya usaha kreatif guru tersebut membuahkan hasil.

RXPH0009

Lalu, apakah hal seperti itu bisa diterapkan di sekolah umum di Indonesia dengan model meja kursi kayu pada umumnya? Tentu saja bisa. Foto berikut adalah contoh usaha yang dilakukan oleh guru di Sekolah Permata Hati Purwokerto yang pernah saya kunjungi. Menarik bukan? 🙂

  • Dinding Kelas

Selain soal penataan meja dan kursi, guru juga perlu memikirkan penataan untuk sesuatu yang dipajang di dinding kelas. Seperti misalnya tidak sedikit kelas yang memiliki poster tabel Dinas Pendidikan tentang profil kelas atau sekolah tepat di depan atau di samping kelas. Tabel yang biasanya berukuran besar itu kurang bijak jika harus ditempel di depan kelas karena selain membuat kelas bernuansa formal dan kaku, tabel tersebut sejatinya tidak dipahami oleh murid dan tidak bermakna apapun untuk mereka.

Oleh karenanya, sebaiknya kita menempel sesuatu yang lebih bermakna untuk murid-murid yaitu di antaranya:

– Poster Kesepakatan Kelas

IMG_2794

Contoh Poster Kesepakatan Kelas yang ditempel dengan Jadwal Piket dan Tabel Kehadiran

Kesepakatan Kelas berisi pengaturan kelas untuk kelancaran kegiatan atau hal-hal yang ingin dicapai bersama. Karena menerapkan kesepakatan kelas butuh proses yang panjang, ada baiknya jika kesepakatan kelas ditampilkan dalam bentuk poster yang isinya jelas dan tampilannya menarik. Poster ini kemudian bisa kita tempel di depan kelas agar terlihat oleh murid sepanjang waktu. Selebihnya kita bisa menyesuaikan format kesepakatan kelas ini sesuai dengan jenjangnya.

– Karya Anak-anak

IMG_0763

Contoh dinding kelas yang dihiasi oleh karya murid-murid dan poster pelajaran.

Tidak ada yang lebih menggugah selera belajar selain karya-karya murid yang ramai ditempel di dinding kelas. Selain dapat membangun suasana yang positif, ditempelnya karya murid-murid juga dapat menjadi bentuk apresiasi kelas terhadap usaha belajar mereka. Oleh karenanya, jangan hanya menempel karya yang kita anggap bagus saja, tapi tempellah karya semua anak secara merata. Namun, setelah semua karya murid tertempel di kelas, kita bisa juga menempel beberapa karya individu lain yang memang perlu diapresiasi lebih atas tingkat keoptimalan atau usaha keras untuk mengerjakannya.

– Poster Media Pembelajaran

IMG_4355

Contoh poster media pembelajaran yang sekaligus juga karya anak-anak (SMP).

Poster media pembelajaran juga dapat membangun suasana yang positif. Peta (Geografi), anatomi tubuh/rantai makanan (Biologi), foto-foto menteri (PKn), atau tabel periodik (kimia) adalah beberapa contoh poster media pembelajaran yang bisa kita pilih. Namun, ada syarat yang sebisa mungkin kita lakukan: Poster-poster tersebut relevan dengan materi pelajaran yang telah/sedang/akan dibahas dan dipelajari oleh anak-anak.

– Poster/Kata-Kata Inspiratif

Untuk menghias lebih lanjut, kita (alangkah baiknya bersama murid) juga bisa menempel poster atau kata-kata inspiratif di dinding kelas. Kata mutiara, peribahasa, atau kutipan tokoh bersama dengan figurnya dapat menjadi pilihan untuk mendukung nuansa positif yang dapat membantu semangat belajar anak-anak.

  • Barang Tidak Terpakai

Agar membuat kelas menjadi lebih nyaman, kita bisa mengeluarkan benda-benda bekas yang sudah tidak terpakai. Biasanya benda-benda ini ada di dalam lemari kelas atau di sudut-sudut ruangan seperti buku-buku/lks bekas, alat tulis, media belajar seperti globe dan peta, kain bendera, dan sebagainya yang sudah rusak dan tidak bisa digunakan.

Terakhir, setelah poin-poin tersebut kita atur menjadi lebih baik, hal yang perlu kita pastikan adalah kerapian dan kebersihan. Lebih jauh, kita bisa menyimpan parfum ruangan agar kelas menjadi wangi. Kelas yang nyaman membuat suasana belajar menjadi nyaman. Setidaknya, hal ini dapat membantu kita membangun suasana kelas yang kondusif saat kita mengajar.

Let’s try it! Mulai dari kelas kita masing-masing. Jangan takut ditegur kepala sekolah atau dianggap aneh oleh guru-guru yang lain 😊, karena persoalan penataan ruang kelas ini memiliki landasan yang sangat masuk akal untuk kita lakukan.

Tag:,

About rizkysatria

Penikmat kopi, prosa, dan puisi.

Tinggalkan komentar